Biografidan Silsilah Habib Munzir Almusawa. Ayah saya bernama Fuad Abdurrahman Almusawa, yang lahir di Palembang, Sumatera selatan, dibesarkan di Makkah Al mukarramah, dan kemudian mengambil gelar sarjana di Newyork University, di bidang Jurnalistik, yang kemudian kembali ke Indonesia dan berkecimpung di bidang jurnalis, sebagai wartawan luar disambut dengan sholawat kedatangan habib Ali Zainal Abidin Assegaf di desa katur kecamatan gayam kabupaten Bojonegoro Jawa timur TEBET AYOBOGOR.COM - Kabar duka kembali Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf meninggal dunia, Jumat (15/1/2021). Sampai berita ini diturunkan, jenazah almarhum ulama kharismatik di Jakarta ini masih berada di Rumah Sakit Holistic Purwakarta, Jawa Barat. Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd Hỗ Trợ Nợ Xấu. Spirit Muslim. Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf atau dikenal dengan panggilan Habib Syech merupakan salah satu sosok ulama sekaligus Dzurriyat keturunan Rasulullah yang identik dengan suaranya yang khas setiap kali beliau melantunkan Shalawat. Beliau salah satu ulama yang sangat bersemangat berdakwah melalui majelis Shalawat yang dipimpinnya yakni Ahbabul Musthofa. Beliaulah sosok ulama yang membumikan Shalawat nabi diatas tanah nusantara pada era ini, suaranya yang merdu dan khas membuat jama'ah dan Syekher Mania kerap kali larut dalam lantunan Shalawat yang beliau kumandangkan. Maka tidak mengherankan cukup banyak jamaah yang hadir saat beliau memimpin majelis Shalawat pada suatu daerah, bukan puluhan atau ratusan namun ratusan ribu umat yang hadir dibuatnya terkesima dengan sosoknya yang ramah dan lemah lembut mengenal sosok Habib Syekh lebih jauh, berikut Spirit Muslim akan menyajikan biografi lengkap dan terupdate sosok Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf Habib Syekh, seperti apa profil dan biodata Habib Syekh, pendidikan Habib Syekh, guru-guru Habib Syekh, serta riwayat perjalanan dakwah BIOGRAFI HABIB SYECH BIN ABDUL QODIR ASSEGAFNama lengkap Habib Syech bin Abdul Qodir AssegafKelahiran Solo, 20 September 1961Orang tua Habib Abdul Qodir bin Abdurrahman AssegafIstri Sayyidah binti Hasan Fatimah, Muhammad Bagir, Umar, Abu bakar, dan Syekh memiliki nama lengkap Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf. Beliau lahir di Solo pada 20 September 1961. Pernikahan beliau dengan Sayyidah binti Hasan Al-Habsyi dikaruniai 5 anak, mereka adalah Fatimah, Muhammad Bagir, Umar, Abu bakar, dan HABIB SYEKHHabib Syekh memulai pendidikannya saat beliau kecil di kediamannya. Meskipun beliau tidak pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren namun beliau benar-benar dikenalkan agama dan akhlaq luhur Rasulullah melalui didikan hebat ayahandanya yakni Habib Abdul Qodir bin Abdurrahman Assegaf. Sejak kecil beliau bersama ayahandanya senantiasa menghadiri majelis ta'lim di masjid-masjid di daerahnya terlebih masjid Assegaf di Solo. Di situlah Habib Syech seusai Maghrib menjelang Isya senantiasa istiqomah mengikuti halaqah keilmuan, belajar Al-Quran, membaca wirid-wirid bersama ayahanda Habib Syekh merupakan sosok yang sangat mencintai Masjid, bahkan dalam kondisi sakitpun beliau tetap mengimami. Saking cintanya terhadap Masjid ayahandanya pernah mengatakan kepada Habib Syech bahwa “Masjid adalah istriku yang pertama". Karena inilah kekaguman Habib Syekh terhadap ayahandanya yang membuat beliau memutuskan mengabdikan dirinya untuk berkhidmad terhadap masjid, seperti membersihkan masjid hingga mengepel lantai ayahandanya yakni saat Habib Syekh berumur 20 tahun, Habib Syech kemudian mendapatkan pendidikan dari pamannya yakni Alm. Habib Ahmad bin Abdurrahman Assegaf. Pendidikan yang diberikan pamannya dari Hadramaut tersebut sangat berkesan bagi Habib Syekh, pasalnya beliau lebih memusatkan pendidikan Habib Syekh kepada pendidikan mental. Habib Syekh selalu dicaci, disalahkan meskipun Habib Syekh kecil tidak melakukan kesalahan, bahkan, Habib Syekh kecil waktu itu hampir tidak kuat menjalani hal tersebut. Beliau kemudian menghubungi salah satu teman yang mendampingi kedatangan pamannya ke Indonesia, barulah Habib Syekh menyadari bahwa apa yang dilakukan pamannya semata-mata sebagai pembelajaran agar kedepannya Habib Syekh menjadi sosok yang kuat secara mental, sabar dan teguh dalam juga mendapatkan pendidikan dari Alm. Al-Imam Al-Arifbillah Al-Habib Muhammad Anis bin Alwiy Al-Habsy, beliau seorang Imam Masjjid di Riyadh dan cicit pengarang kitab maulid Simthud Duror sekaligus pemegang maqom Al-Habsyi. Sebelum memutuskan berguru kepada Habib Anis, Habib Syekh bermimpi diperintah oleh ayahnya untuk mengumandangkan iqamah sebagai tanda dimulainya shalat ashar. Dalam mimpinya tersebut, hadir juga Habib Anis. Ayahnya kemudian berkata, “Wahai Anis, masuklah kamu menjadi imam, dan saya menjadi makmum". Dari mimpi ini Habib Syech merasa ada isyarat agar ia mengikuti atau belajar kepada majelis Habib Anis di masjid Riyadh, Solo. Dalam mendidik Habib Syech, beliau sangat sabar dan tulus hingga membuat Habib Syekh saat ini tetap istiqomah mengajarkan cinta kepada Allah lewat majelis Shalawat Rasulullah HABIB SYECH1. Habib Abdul Qadir Assegaf 2. Habib Ahmad bin Abdurrahman Assegaf3. Habib Anis bin Alwy Al HabsyiAWAL MULA DAKWAH HABIB SYECHSebelum berdirinya Ahbabul Musthofa, Habib Syekh pernah berjaya sebagai seorang pedagang namun kemudian gulung tikar. Di saat sulit itu, Habib Syekh lebih mendekatkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya. Beliau pun memutuskan untuk melakukan dakwah ke pelosok-pelosok untuk melaksanakan tugas dari guru beliau, yakni Habib Anis Bin Alwi tahun 90-an Habib Syekh memulai berdakwah dengan mendatangi kampung-kampung tapi tidak memakai sholawat, hanya memberi tausiyah saja, Habib Syekh tidak dipanggil atau diundang untuk memberikan tausiyah akan tetapi beliau mendatangi karena keinginannya. Setiap Ramadhan, beliau bersama saudara-saudaranya, pergi ke kampung-kampung, ke desa-desa, dan masjid untuk bedakwah dengan membagi takjil. Pada saat berdakwah, Habib Syekh sering diejek dan dicemooh oleh orang-orang yang tidak suka dengannya, namun beliau tidak pernah marah atau mendendam kepada mereka yang mengejeknya, justru sebaliknya, dengan akhlaq dan sifat lembutnya beliau tetap tersenyum dan memberi sesuatu kepada orang cukup lama Habib Syekh berdakwah dari kampung ke kampung, Habib Syekh belum merasakan adanya perubahan pada jama’ahnya. Hingga pada suatu hari datang pamannya dari Yaman, waktu itu Habib Syekh sudah ikut majelis ditempat Habib Anis bin Alwy Al-Habsyi, Habib Anis memberikan contoh akhlak yang luar biasa, dia adalah orang yang sangat mencintai anak-anak muda untuk diajak kebaikan. Mengetahui Habib Syekh memiliki suara yang merdu, Habib Anis seraya menyanjungnya, pamannya pun kemudian juga memberikan buku Simthud Durar. Shalawat Simthud Durar pun terus menerus beliau baca hingga pada akhirnya, orang berduyun-duyun mendatangi majelis ta’lim dan shalawat Habib Habib Syech terhadap shalawat sebenarnya sudah tumbuh sejak kecil di lingkungan keluarganya. Pada waktu itu, hanya ayahnya yang mendengarkan shalawat merdunya. Ketika ada tamu yang datang ke rumah, ayahnya akan memanggilnya untuk membaca shalawat dan Qasidah. Beliau pun hanya mendendangkan dua lagu bagi tamu yang suara merdu dan mahir berbahasa arab, serta penguasaannya terhadap syair-syair dalam kitab Simtud Durar, Burdah dan beberapa kitab shalawat lainnya, Habib Syekh mampu membuat ribuan jama’ah berkumpul hanya untuk mendengarkan dakwah dan lagu-lagu syair ketika Habib Syekh tampil berdakwah di suatu tempat. Pada dasarnya syair-syair shalawat yang dibawakan beliau bukanlah syair puji-pujian yang baru, namun Habib Syekh beserta Ahbaabul Musthofa, berhasil menggubah dan mengaransemen irama shalawat tradisional menjadi lebih HABIB SYECH BERSAMA AHBABUL MUSTHAFADalam dakwahnya Habib Syekh mengedepankan Shalawat kepada Rasulullah Dakwah beliau merupakan dakwah yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta dan meneladani kisah perjalanan serta akhlaq mulia Rasulullah Bersama Majelis Shalawat yang dipimpinnya yakni Ahbabul Musthofa, beliau benar-benar bersemangat melantunkan pujian-pujian kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka tidak mengherankan jika suara Habib Syekh yang merdu dan khas diiringi Majelis Shalawat Ahbabul Musthofa mampu membuat para jamaah dan para pengagum Habib Syech Syekher Mania dari berbagai penjuru berbondong-bondong untuk mendatangi Majelis beliau. Bahkan saking antusiasnya mereka tidak sedikit dari mereka yang membawa bendera kebanggaan masing-masing dalam majelis, hal inilah terkadang yang membuat Habib Syekh selalu memberi nasihat kepada para jama'ah yang datang agar lebih menjaga akhlaq saat berada di Musthofa sendiri berdiri sekitar tahun 1998 berawal dari majelis Rotibul Haddad, Burdah serta Maulid Simthud Durar Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf di Solo, tepatnya di kampung Mertodranan. Hingga saat ini Ahbabul Musthofa aktif dalam berbagai majelis di berbagai daerah dengan jadwal tertentu. Berikut jadwal majelis Ahbabul Musthofa1. Setiap Malam Sabtu Kliwon di Purwodadi tepatnya Masjid Agung Makmur Purwodadi2. Setiap Malam Rabu Pahing di Kudus tepatnya Halaman Masjid Agung Kudus3. Setiap Malam Sabtu Legi Jepara di Halaman Masjid Agung Jepara4. Setiap Malam Minggu Pahing di Sragen tepatnya Masjid Assakinah, Puro Asri, Sragen5. Setiap Malam Jumat Pahing di Jogja tepatnya Halaman PP Minhajuttamyiz, Timoho di belakang Kampus UIN Sunan Kalijaga6. Setiap Malam Minggu Legi di Solo tepatnya Halaman Masjid Agung Kini dakwah Habib Syekh tidak hanya dinikmati oleh segelintir penduduk kampung dan warga kota Solo saja, kini Habib Syech juga berdakwah ke berbagai daerah di indonesia dengan mengadakan sholawat akbar. Hampir setiap daerah dan kota di indonesia pernah beliau datangi. semua dilakukan dengan cara yang lembut dan santun yang membuat masyarakat tertarik dan lebih tergugah untuk menghadiri majelisnya. Bahkan tidak jarang acara bershalawat bersama habib syech ini dihadiri hingga ratusan ribu jamaah dengan membawa bendera bertuliskan kalimat tauhid dan sholawat. Acara tabligh akbar semacam ini biasanya diadakan di sebuah lapangan, alun alun atau balai kota, tak heran jika habib syech sangat populer dan dianggap sebagai salah satu pelantun sholawat terbaik saat Habib Syech dalam menggubah lagu sudah tidak diragukan lagi, beliau mengarransemen ulang dari kitab lagu yang berisikan sekitar 500-san syair sehingga menghasilkan syair dan nada yang indah yang membuat jama'ah hanyut dalam lantunan beliau. Penggemar beliau pun juga berasal dari berbagai kalangan, mulai dari kalangan santri hingga para pejabat sangat menyukai cara berdakwah beliau, karena memang lagu yang beliau lantunkan tidak hanya berbahasa Arab saja, namun juga berbahasa Indonesia dan Jawa juga. Nama Ali Zaenal Abidin Bin Abu Bakar bin Salim bin Hadi bin Salim Al Hamid bin Sheikh Abu Bakar Dikenali sebagai Habib Ali Zaenal Abidin Bin Abu Bakar Al Hamid Agama Islam Warganegara Malaysia Tarikh Lahir Jumaat, 12 April 1974. Jantina Lelaki Status perkahwinan Berkahwin Bahasa Melayu Akidah Ahlusunnah wal jamaah Pegangan Mazhab Syafie Para guru serta latar belakang pendidikan 1974 – 1992 Pada awal usia beliau, Habib telah menuntut ilmu dengan ramai guru di sebuah perkampungan yang di diami oleh ramai para ulama’. Sewaktu membesar, beliau sempat berguru dengan 1. Ustadz Hasan Baharom 2. Ustadz Soleh Bal As’ad 3. Ustadz Abdul Hamid 4. Ustadz Soleh Bin Agil 5. Ustadz Ahmad Barakwan 6. Ustadz Husin Bin Abu Bakar 1993-1995 Pada usia beliau 21 tahun, dengan restu Ayahanda, Al Habib Abu Bakar bin Salim Al Hamid, dan Bonda, beliau pergi ke Hadhramaut, Yemen untuk meneruskan pengajian di Hadhramaut. Beliau juga adalah antara anak murid Al Habib Umar bin Hafidz yang pertama di Dar Al Mustafa. Bakat semulajadi beliau sebagai seorang pendakwah mula diasah oleh Al Habib Umar bin Hafidz. Di Hadhramaut beliau berguru dengan 1. Al Habib Umar bin Hafidz pemimpin Dar Al Mustafa 2. Al Habib Ali Masyhur 3. Al Habib Salim As Syatiri 4. Al Habib Hasan As Syatiri 5. Al Habib Abdullah Bin Syihab 6. Al Habib Abdul Qadir Jailani Al Masyhur 7. Al Habib Abdullah bin Syeikh Al Idrus 8. Syeikh Fadal Ba Fadal 9. Al Habib Musa Al Kazim As Saqqaf 10. Syeikh Umar Husain Al Khatib 11. Syeikh Umar Abu Bakar Al Khatib 12. Al Habib Ali Abdul Rahman Al Jufri 1996 – 2001 Selepas pengajian beliau di Hadhramaut, Yemen, beliau pergi ke Mesir pula. Selama 5 tahun di Universiti Al Azhar, beliau terus berguru mendalami ilmu-ilmu agama dengan 1. Dr. Abdul Badi’ Abu Hashim 2. Dr. Saad Jawish 3. Dr. Ali Jum’ah 4. Dr. Muhammad Jibril Di sini juga beliau, seiring dengan belajar, telah terus mengasah kemahiran berdakwah beliau dengan mengajar dan mendidik pelajar-pelajar dari pelbagai kaum dan bangsa. Secara ringkasnya perjalanan Pendidikan beliau adalah seperti berikut 1993 – 1995 Dar al Mustafa, Tarim, Yaman. 1996 – 2001 Ijazah Sarjana Muda Usuluddin, Universiti Al-Azhar, Mesir. 2001 – 2006 Ijazah Sarjana Al-Quran & As-Sunnah, Universiti Islam Antarabangsa Malaysia UIAM 2017 – Kini PhD dalam bidang Al-Quran & As-Sunnah, Universiti Islam Antarabangsa Malaysia UIAM PENGLIBATAN DAKWAH MELALUI KHIDMAT MASYARAKAT 1. Ahli Panel Dakwah Majlis Perundingan Islam MPI, JAKIM. 2. Penaung Madrasah At-Tazkiyah. 3. Penasihat Utama Pertubuhan Kebajikan Darul Murtadza, Kuala Lumpur. 4. Pembimbing Majlis Ta’lim Darul Murtadza. 5. Pembimbing Majlis Ta’lim Madras An Nur. 6. Pembimbing Jalsah Isnin di Surau Putra Al Amin, Putrajaya. 7. Penceramah Pengajian Kitab Syamail Muhammadiyah di Pertubuhan Muhibbin Melaka. 8. Pembimbing Majlis Tafaqquh Ilmi Johor. 9. Pembimbing Majlis Hadyun Nabawi Singapura. PENGLIBATAN DAKWAH MELALUI MEDIA 1. Penceramah dalam rancangan Fiqhus Sirah, Hayatur Rasul sebanyak 20 episod di Radio IKIM pada tahun 2013 2. Penceramah rancangan Muhammadku di TV3 sebanyak 13 episod pada tahun 2013. 3. Penceramah rancangan Taman Syurga TV Al-Hijrah sebanyak 80 episod pada tahun 2015 Biodata Dan Latar Belakang Habib Ali Zaenal Abidin Bin Abu Bakar. Kenalkah anda dengan nama yang dituliskan ini? Pernah tak korang terlihat ceramahnya di youtube? Ada kan? Ada banyak. Kalau nak senang google je nama dia kat internet, pasti ada dari ratusan carian yang keluar. Secara umumnya saya mengenali sosok nama Habib Ali Zaenal Abidin apabila ramai yang share siri ceramahnya di media sosial seperti youtube, instagram, facebook, twitter dan lain-lainnya. Memiliki wajah yang tenang dan akhlaknya menyejukkan mata. Betapa halus lembut tutur kata tetapi kalimah yang disampaikan bagai tertusuk terus ke dalam hati. Begitulah secara umum pandangan saya terhadap beliau melalui pelbagai ceramahnya. Habib Ali Zaenal Abidin Bin Abu Bakar juga terkenal dengan siri jelajah selawat Nabi SAW di mana satu masa dahulu beliau pernah dianggap terlalu mengagungkan junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW. Sedangkan berselawat ke atas Nabi itu adalah amat digalakkan ke atas umat Muhammad demi mendapatkan syafaatnya di akhirat kelak. Wallahu'lam. Biodata Habib Ali Zaenal Abidin Nama penuh / Nasab beliau Ali Zaenal Abidin Bin Abu Bakar bin Salim bin Hadi bin Salim Al Hamid bin Sheikh Abu Bakar Berikut adalah sedikit sebanyak tentang latar belakang beliau- Tahun 1974 – 1992 Beliau dilahirkan pada hari Jumaat, 12 April 1974, selepas solat Jumaat di Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia. Beliau anak ke-2 dari 6 adik-beradik 4 lelaki dan 2 perempuan. Beliau daripada keluarga sederhana yang hidup di sebuah perkampungan yang didiami oleh ramai para ulama’ dan terdapat juga beberapa buah pondok pesantren di situ. Sewaktu membesar, beliau berguru dengan ▶️ Ustadz Hasan Baharom ▶️ Ustadz Soleh Bal As’ad ▶️ Ustadz Abdul Hamid ▶️ Ustadz Soleh Bin Agil ▶️ Ustadz Ahmad Barakwan ▶️ Ustadz Husin Bin Abu Bakar dan ramai lagi para asatizah. Beliau berguru dengan kesemuanya berbagai-bagai kitab dalam bidang agama. Tahun 1993 – 1995 Pada usia beliau 21 tahun, dengan restu Ayahanda, Al Habib Abu Bakar bin Salim Al Hamid, dan Bonda, beliau pergi ke Hadhramaut, Yemen untuk meneruskan pengajian. Di Hadhramaut, beliau berguru dengan ✅ Al Habib Umar bin Hafidz pemimpin Dar Al Mustafa ✅ Al Habib Ali Masyhur ✅ Al Habib Salim As Syatiri ✅ Al Habib Hasan As Syatiri ✅ Al Habib Abdullah Bin Syihab ✅ Al Habib Abdul Qadir Jailani Al Masyhur ✅ Al Habib Abdullah bin Syeikh Al Idrus ✅ Syeikh Fadal Ba Fadal ✅ Al Habib Musa Al Kazim As Saqqaf ✅ Syeikh Umar Husain Al Khatib ✅ Syeikh Umar Abu Bakar Al Khatib ✅ Al Habib Ali Abdul Rahman Al Jufri ✅ Habib Umar Bin Hafidz kanan bersama Habib Ali Zaenal Abidin Al Hamid Beliau juga adalah antara anak murid Al Habib Umar bin Hafidz yang pertama di Dar Al Mustafa. Bakat semulajadi beliau sebagai seorang pendakwah mula diasah oleh Al Habib Umar bin Hafidz. Tahun 1996 – 2001 Selepas pengajian beliau di Hadhramaut, Yemen, beliau pergi ke Mesir pula. Selama 5 tahun di Universiti Al Azhar, beliau terus berguru mendalami ilmu-ilmu agama dengan 1. Dr. Abdul Badi’ Abu Hashim 2. Dr. Saad Jawish 3. Dr. Ali Jum’ah 4. Dr. Muhammad Jibril Di sini juga beliau, seiring dengan belajar, telah terus mengasah kemahiran berdakwah beliau dengan mengajar dan mendidik pelajar-pelajar dari pelbagai kaum dan bangsa. Tahun 2002- Sekarang Setelah menerima ijazah degree dalam jurusan Islamic Legislation and Law’ dari Universiti Al Azhar, beliau meneruskan kembara ilmunya di Universiti Islam Antarabangsa UIA, Malaysia, dalam jurusan Al Quran dan Sunnah. Dalam tahun 2004, beliau bernikah dan sejak itu, beliau serta isteri telah dianugerahkan dengan 3 orang puteri. Alhamdulillah, beliau telah selesai kuliahnya di peringkat Sarjana Masters. Secara ringkasnya perjalanan Pendidikan beliau adalah seperti berikut ✅ 1993 – 1995 - Dar al Mustafa, Tarim, Yaman. ✅ 1996 – 2001 - Ijazah Sarjana Muda Usuluddin, Universiti Al-Azhar, Mesir. ✅ 2001 – 2006 - Ijazah Sarjana Al-Quran & As-Sunnah, Universiti Islam Antarabangsa Malaysia UIAM ✅ 2017 – Kini - PhD dalam bidang Al-Quran & As-Sunnah, Universiti Islam Antarabangsa Malaysia UIAM PENGLIBATAN DAKWAH MELALUI KHIDMAT MASYARAKAT 1. Ahli Panel Dakwah Majlis Perundingan Islam MPI, JAKIM. 2. Penaung Madrasah At-Tazkiyah. 3. Penasihat Utama Pertubuhan Kebajikan Darul Murtadza, Kuala Lumpur. 4. Pembimbing Majlis Ta’lim Darul Murtadza. 5. Pembimbing Majlis Ta’lim Madras An Nur. 6. Pembimbing Jalsah Isnin di Surau Putra Al Amin, Putrajaya. 7. Penceramah Pengajian Kitab Syamail Muhammadiyah di Pertubuhan Muhibbin Melaka. 8. Pembimbing Majlis Tafaqquh Ilmi Johor. 9. Pembimbing Majlis Hadyun Nabawi Singapura. PENGLIBATAN DAKWAH MELALUI MEDIA 1. Penceramah dalam rancangan Fiqhus Sirah, Hayatur Rasul sebanyak 20 episod di Radio IKIM pada tahun 2013 2. Penceramah rancangan Muhammadku di TV3 sebanyak 13 episod pada tahun 2013. 3. Penceramah rancangan Taman Syurga TV Al-Hijrah sebanyak 80 episod pada tahun 2015 Rujukan sumber; 1. 2.

biografi habib ali zainal abidin assegaf